BEBAS (7)
Gibran Rakabuming Raka
Kehidupan awal
Sejak kecil Gibran menetap di Surakarta, tetapi saat SMP dirinya pindah ke Singapura untuk melanjutkan sekolah setingkat SMA pada tahun 2002 di Orchid Park Secondary School, Singapura.[7][8] Selanjutnya pada tahun 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS) dengan gelar B.Sc (Hons) dan melanjutkan studinya ke program Insearch di Universitas Teknologi Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia hingga lulus pada tahun 2010. Ia menjabat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo.[9]

Pada 11 Juni 2015, Gibran menikahi mantan putri Solo yang bernama Selvi Ananda.[10] Pada 10 Maret 2016, Selvi melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Jan Ethes Srinarendra.[11] Pada 15 November 2019, Gibran dan Selvi dikaruniai anak perempuan bernama La Lembah Manah.[12]
Karier bisnis
Pada 9 Juni 2018, Gibran mendirikan sebuah aplikasi pencari pekerja lepas dan paruh waktu yang bernama Kerjaholic[13] bersama Leonard Hidayat, Josh Ching, Michael, Daniel Hidayat. Kerjaholic[14] adalah sebuah aplikasi yang bisa menghubungkan para pencari kerja dengan pihak-pihak yang sedang mencari pekerja lepas dan paruh waktu. Gibran juga merintis bisnisnya dengan membuka usaha katering yang diberi nama Chilli Pari.[15] Ia juga merupakan pendiri perusahaan kuliner martabak yang disebut Markobar.[16]
Pada 20 Juli 2019, Gibran bersama adiknya Kaesang Pangarep, Chef Arnold Poernomo dan Randy Julius mendirikan restoran bernama Mangkokku. Sebelumnya, pada 17 Agustus 2018 ia membangun Goola bersama Kevin Susanto dan memperoleh pendanaan dari Alpha JWC Ventures senilai Rp 71 miliar.[17]
Wali Kota Surakarta


Pada Juli 2019, Gibran dinobatkan sebagai calon favorit Pemilihan umum Wali Kota Surakarta 2020, posisi ayahnya sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kemudian Presiden Indonesia, menurut survei Universitas Slamet Riyadi yang berbasis di sana.[18] Pada bula
Gibran Rakabuming Raka Widura Nagara | |
|---|---|
Potret sebagai Calon Wakil Presiden Republik Indonesia 2024, November 2023 | |
| Wali Kota Surakarta ke-18 | |
| Mulai menjabat 26 Februari 2021 | |
| Presiden | Joko Widodo |
| Gubernur | Ganjar Pranowo Nana Sudjana (Pj.) |
| Wakil | Teguh Prakosa |
| Informasi pribadi | |
| Lahir | Gibran Rakabuming Raka 1 Oktober 1987 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
| Partai politik | Independen (sejak 2023) |
| Afiliasi politik lainnya | PDI-P[1] (2019–2023) |
| Suami/istri | [2] |
| Hubungan | Kaesang Pangarep (adik kandung) Kahiyang Ayu (adik kandung) Bobby Nasution (adik ipar) Erina Gudono (adik ipar) |
| Anak | |
| Orang tua |
|
| Alma mater |
|
| Pekerjaan | Politikus, wirausahawan |
n September, Gibran mendaftar sebagai anggota PDI-P, partai politik yang sama dengan Jokowi, untuk mencalonkan diri dalam pemilihan walikota.[19] Partai tersebut secara resmi mendukung Gibran sebagai calon walikota pada Juli 2020, memasangkannya dengan ketua dewan kota Teguh Prakosa.[20] Semua partai yang terwakili di dewan kota mendukung Gibran kecuali Partai Keadilan Sejahtera, yang berpotensi menciptakan pemilu yang tidak terbantahkan.[21] Pada akhirnya, pencalonan Bagyo Wahyono, yang berprofesi sebagai penjahit, disetujui pada 6 September 2020. Pencalonan Gibran juga ditentang oleh aktivis Halim HD, yang menginginkan suara untuk kotak kosong daripada untuk kandidat yang memiliki koneksi baik.[22] Gibran memenangkan pemilihan umum setelah meraih 86,53 persen suara (225.451 suara). Gibran dan pasangannya, Teguh Prakosa menghabiskan dana hampir 30 kali lipat lebih banyak untuk berkampanye dibandingkan lawan politiknya, Bagyo.[23]
Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024
Pada akhir tahun 2022, beberapa kelompok pendukung Jokowi mulai mendukung Gibran sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024.[24][25] Pada saat pengesahan, kriteria untuk menjadi calon wakil presiden adalah berusia 40 tahun ke atas, sedangkan Gibran baru berusia 37 tahun pada saat pemilu.[26] Untuk memungkinkan Gibran mencalonkan diri, Mahkamah Konstitusi Indonesia di bawah kepemimpinan paman mertua Gibran, Anwar Usman pada tanggal 17 Oktober 2023 mengeluarkan keputusan kontroversial yang menambahkan pengecualian usia minimum bagi individu yang telah terpilih menjadi pemimpin daerah.[27] Empat hari kemudian, pada 21 Oktober 2023, Partai Golkar yang tergabung dalam koalisi Prabowo Subianto mendeklarasikan Gibran sebagai calon wakil presiden dari partai tersebut meski ia masih menjadi anggota PDI-P.[28]
Keesokan harinya, Prabowo mengumumkan Gibran sebagai cawapres resminya.[29] Gibran tak hadir saat pengumuman tersebut karena sedang bertugas sebagai Wali Kota Surakarta.[30] Dia kemudian mengirimkan surat kepada ayahnya, sang presiden, meminta izin dan maju untuk mendaftar sebagai calon wakil presiden karena kekecewaan PDI-P yang menahan diri untuk memecat Gibran di tengah tekanan dari beberapa kader karena langkah tersebut dapat merugikan prospek partai tersebut pada pemilu 2024. Namun langkah hati-hati tersebut untuk menghindari kemarahan para pemilih pro-Jokowi, gagal menghentikan migrasi pendukung yang seharusnya mendukung kandidat PDI-P, menjadi beralih mendukung pasangan Prabowo-Gibran.[31]
Kontroversi

Isu politik dinasti
Ketika Gibran mendaftarkan diri sebagai bakal calon walikota Surakarta dari PDI-P untuk pemilihan Wali Kota Surakarta periode 2020–2025, ia segera mendapat kritik dari pengamat tentang tuduhan praktik politik dinasti dalam keluarga Joko Widodo yang pada saat itu masih menjabat sebagai Presiden.[32] Sementara, Gibran sendiri pernah menolak keberadaan dinasti politik di Indonesia.[33] Selain itu, sejak awal terdapat peraturan pemilu yang menghambat pencalonan Gibran sebagai kepala daerah.[34] Isu mengenai politik dinasti dan nepotisme yang dilakukan oleh keluarga Joko Widodo semakin dibahas oleh publik tatkala Gibran ditetapkan sebagai cawapres mendampingi Prabowo pada Oktober 2023.[35] [36][37] Meskipun begitu, beberapa pengamat menegaskan bahwa hal tersebut tidak dapat disebut sebagai politik dinasti karena keputusan akhir tetap berada di tangan rakyat.[38] Jokowi sendiri dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa hasil dari pemilihan umum tersebut "yang menentukan [hasilnya adalah] rakyat, bukan elit, [dan] bukan partai."[39]
Pencalonan sebagai Wakil Presiden
Pencalonan Gibran sebagai wakil presiden dianggap kontroversial karena usianya yang masih muda yaitu 36 tahun. Karena Mahkamah Konstitusi di bawah kepemimpinan Anwar Usman telah memutuskan bahwa ia dapat mencalonkan diri sebagai wakil presiden melalui pengecualian bagi para pemimpin daerah terpilih,[40] kelayakan Gibran untuk pencalonan telah berulang kali ditentang. KPU terbukti melakukan pelanggaran etik seputar pendaftaran cawapres Gibran karena mengizinkan Gibran mendaftarkan pencalonannya sebelum komisi menyesuaikan batas minimal usia calon dalam aturan internalnya.[41] Gugatan diajukan oleh Kelompok Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) dan Gerakan Advokat Indonesia (Perekat Nusantara) terhadap Joko Widodo, Gibran Rakabuming, Anwar Usman dan Ibu Negara Iriana dengan tuduhan nepotisme dan dinasti politik, namun gugatan tersebut diberhentikan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta sehari sebelum pemilu.[35]
Kesalahan asam sulfat
Dalam salah satu kegiatan kampanyenya pada 3 Desember 2023, Gibran salah menyampaikan bahwa salah satu solusi stunting bagi ibu hamil adalah dengan mengonsumsi asam sulfat, yang mana ia seharusnya menyebut asam fosfat. Keesokan harinya, Gibran meminta maaf dan kemudian mengoreksi dirinya sendiri.[42] Atas pernyataannya tersebut, ia diejek oleh pendukung rivalnya bahkan Anies Baswedan yang terang-terangan mengejeknya dengan mengatakan bahwa ibu hamil hanya bisa mendapatkannya dari makanan nabati dan bukan dari bengkel.[43][44]


Komentar
Posting Komentar